Treble Winner Santri
Santri
pesantren merupakan pelajar yang mempelajari ilmu agama Islam. Mereka datang
dari berbagai tempat guna mencerdaskan IQ, EQ, ESQ dalam dirinya. Setelah
dipelajari, mereka juga menghafal yang kemudian diterapkan dalam kehidupannya
sehari-hari.
Elemen
penting dalam pesantren adalah program pesantren untuk mencetak santri yang
mampu menghafalkan literatur-literatur salaf guna menguatkan pemahaman
pelajaran yang ada dalam dirinya.
Pesantren
salaf menjadi tonggak terdepan dalam hal ini, sebab mereka setiap tahunnya
mencetak para h@‘adz baru yang bisa menghafal beberapa nadzom .
Ulama
berkata:
من
حفظ المتون حاز الفنون
“Barang siapa hafal matan, maka ia akan mendapat segenap fan
pelajaran”
Dan
Imam Ar-Rohabi mengatakan dalam Nadzom Rohabiyah Fil Faroidz:
فاحفظ
فكلّ حافظ إمام
”Maka
hafalkanlah karena setiap yang hafal adalah pemimpin".
Di
pesantren menghafalkan pelajaran terbagi menjadi dua subtansi, yang pertama
nadzom (sejenis bait syair), kemudian matan (sejenis rumus kitab).
Lazimnya
para santri yang menghafal nadzom, biasanya tingkatannya disesuaikan dengan
yang akan dihafalkan, misalnya untuk tingkat dasar di Negara Yaman menghafal:
Nadzom Iazariyah, Nadzom Akidatul Awam, Nadzom Sullamul Munawwaroq, Nadzom
Imrithi, Nadzom Milhatul I’rob.
Sementara
di kalangan menengah biasanya mengahafalkan Nadzom Jauharotut Tauhid, Nadzom
Baiquniyah, Nadzom Tashilutturuqot, Nadzom Dlou’ul misbah.
Dan
untuk kalangan mahir biasanya menghafalkan Nadzom Alfiyah Ibnu Maliq, Nadzom
Shofwatuzzubad, Nadzom Uqudul juman, Nadom Al fiyah Al Iroqi, Nadzom Jawahirul
Maknun.
Dari
kesemuanya yang dihafalkan itu ada 3 nadzom paling bergengsi di kalangan Santri
yaitu:
1.
Nadzom Shofwatuzzubad yang dikarang oleh Ibnu Ruslan
dari
Palestina.
2.
Nadzom Alfiyah Ibnu Malik yang dikarang oleh Ibnu Malik
dari
Andalusia Spanyol.
3.
Nadzom Uqudul juman yang dikarang oleh Imam Suyuthi
dari
Kota Suyuth, Mesir.
Ketiga
nadzom ini berjumlah 1000 bait lebih. Dan para santri menganggap jika mampu
menghafalkan ketiganya, seakan-akan mendapatkan ”Treeble Winner” (tiga
kemenangan).
Di
pesantren para santri yang sudah hafal mendapat penghargaan atas kerja kerasnya
dengan diberikan tropi, sertifikat, bahkan biaya pendidikan. Dan yang juga
membanggakan, mereka biasanya di panggil oleh pengasuh pesantren saat
Tasyakkuran Haflah Akhirussanah untuk maju naik ke atas pentas.
Ada 3
tiga euforia (kebahagiaan) yang mereka raih jika mampu mendapatkan hal itu.
Pertama, membanggakan kedua orang tuanya, memberikan bukti bahwa anak yang
mereka banggakan serius untuk belajar dan menghafal di pesantren.
Kedua,
menyenangkan hati kiai dan ibu nyai yang telah bersusah payah mengajari dan
mendidiknya selama ini, tentu ini kebahagiaan yang tak ternilai harganya.
Ketiga,
kebahagiaan telah berhasil dalam mempelajari dan menjaga turats Islamiyah yang
merupakan elemen penting dalam syariatullah al-kholidah (syariat Tuhan yang
kekal ini).
Menghafal
merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan kerja keras dan tenaga ekstra.
Setiap santri saat menjelang hari ujian setoran nadzom ini pasti menjadi
hari-hari menyepi bagi mereka, guna mendapatkan konsentrasi dan fokus saat
menghafalkan.
Di
pesantren juga sebagian santri mengahafal Kitabullah AlQur’an dan Al Hadits .
Menghafalkan Al-Qur’an merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada setiap
orang pilihan. Sebab Al-Qur’an adalah Kalam Ilahi.
Al-Habib
Husain bin Tohir berkata perihal keutamaan orang yang menghafal Al-Qur’an:
وحفظه
مزيّة عظيمة # وربتة لا تشتري بقيمة
كذاك
تعليم لمن لا يعلم # فيا لها مزية تكرم
Menghafalkan Al-Qur’an adalah suatu keistimewaan yang agung dan
derajat yang tidak terbeli dengan nominal uang. Begitu juga mengajarkan
Al-Qur'an bagi yang tidak tahu, aduhai suatu keunggulan yang dianugerahkan.
Dan
di bidang ilmu hadis banyak juga santri yang mengahafalkan kitab kitab hadis
seperti Riyadlus Shoilihin, Bulughul Marom, Al-Adzkar, bahkan Shahih Bukhori
dan Muslim.
Kita
selalu mendukung dan mendo’akan, semoga eksistensi para santri dan pesantren
dalam melestarikan agama Islam ini terus berlanjut hingga akhir masa.
0 Response to "Treble Winner Santri"
Posting Komentar